PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI

1 Maret 2011

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI


Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.[1] Guru dalam interaksi belajar mengajar diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (proses belajar mengajar). Setiap proses belajar mengajar guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.[2]
Interaksi belajar mengajar di sini dimaksudkan sebagai kegiatan pelaksanaan, bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui hubungan timbal balik, prosesnya dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentunya menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat aktif, baik mental, fisik maupun sosial.[3] Adapun untuk mendorong terjadinya interaksi, sedikitnya perlu memperhatikan dua hal yaitu:
1.       Pertanyaan yang diberikan oleh guru hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
2.       Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.[4] Dengan cara tersebut akan menjadikan peserta didik aktif dalam pembelajaran.
Dengan adanya dorongan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh tujuan berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya, dan adanya keaktifan dari peserta didik akan terjadi saling bertukar informasi antara peserta didik dan antar peserta didik dengan guru mengenai topik yang dibahas, untuk mencapai kesepakatan, kesamaan, kecocokan dan keselarasan pikiran mengenai apa yang dipelajari.[5]
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial, dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi. Semangat yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil atau berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.[6]
Untuk memperoleh hasil yang maksimal baik proses pembelajaran maupun hasil proses pembelajaran. Guru secara tidak langsung harus memahami individu setiap anak didik, karena setiap anak didik mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri, sehingga untuk memperoleh hasil belajar yang optimal proses interaksi belajar mengajar harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. Setiap perbuatan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif yang timbul dari dalam diri individu siswa. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berbeda pada diri individu siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[7] Kebutuhan dalam kegiatan belajar akan berhasil atau baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri, siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau siswa yakin   dan dipandang cukup rasional.
Bahkan lebih lanjut siswa harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Untuk menumbuhkan sikap-sikap diatas dibutuhkan pesan serta guru dalam memberikan motivasi eksternal, sehingga interaksi mengajar akan memperoleh hasil yang maksimal.
Jadi dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa pelaksanaan interaksi belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang motivasi belajar dibutuhkan kondisi belajar kondusif baik metode, strategi belajar mengajar dan penilaian yang sesuai dengan karakter peserta didik. Dengan adanya motivasi belajar dalam interaksi belajar mengajar diharapkan akan terbentuk manusia yang berkualitas tinggi, baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti kalau tujuannya bersifat afektif psikomotorik, tidak cukup hanya diajarkan dengan modul atau sumber yang mengandung nilai kognitif, namun perlu penghayatan yang disertai pengalaman nilai-nilai kognitif, afektif, yang dimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.       Interaksi belajar mengajar adalah peristiwa hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran yang bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sesuai dengan cita-citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat dan negara.
2.       Motivasi belajar PAI adalah segala sesuatu yang menggerakkan, mendorong, mengarahkan dan mengantarkan perilaku siswa supaya selalu bersemangat dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dalam upaya mencapai tujuan yang dikehendaki.
3.       Interaksi belajar mengajar dan motivasi belajar PAI adalah peristiwa hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran yang bertujuan membantu pribadi anak, mengembangkan potensi sesuai dengan cita-citanya yang mana hal inilah yang dapat mendorong, menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk selalu bersemangat dalam mencapai tujuan dari apa yang mereka lakukan baik itu timbul dari dalam maupun dari luar dirinya. Interaksi antara pengajar dengan warga belajar diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya bagaimana dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Artinya jika interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara efektif, maka motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam akan semakin meningkat pula.
Jadi, terdapat pengaruh antara interaksi belajar mengajar terhadap motivasi belajar PAI siswa.



[1] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik Implementasi dan Inovasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), cet.V, hlm. 100.
[2] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 40-41.
[3] E. Mulyasa, Kurikulum…..  op. cit., hlm. 101.
[4] E. Mulyasa, Menjadi Guru …, op. cit., hlm. 77.
[5] E. Mulyasa,  Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 129.
[6] E. Mulyasa,  Kurikulum…., op. cit., hlm. 101-102.
[7] R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 11, hlm. 26-28.
Share:

0 comment:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.