AYAT-AYAT TENTANG AGAMA

4 November 2009

AYAT-AYAT TENTANG AGAMA

Agama dalam bahasa arab disebut dengan Ad din. Kata Ad-din dalam Al-qur’an dipergunakan sebagai istilah yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, antara lain agama sebagai Undang-undang, tata cara hidup, pertanggungjawaban, pembalasan, dan atau sebagai penyerahan diri sepenuhnya yang disertai ketaatan dan kesetiaan atau keikhlasan kepada Tuhan.
Seseorang memahami, menyadari, tunduk dan taat pada suatu din tertentu karena dianggap dan diyakininya akan menjamin kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat. Dia enggan menyimpang dari din itu karena yakin akan akibat-akibatnya yang berupa kesengsaraan atau hikmah. Jadi din tidak berarti agama dalam arti sempit untuk ibadah dan ritual atau upacara dengan cara yang lazim. Din dalam pengertian agama mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan tidak ditinggalkan satu aspek pun.

Pengertian Agama

Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (QS. Ali Imran: 83)
Apakah mereka berpaling dari kebenaran setelah jelas permasalahannya, kemudian mereka menghendaki agama selain agama Allah (Islam) yang memerintahkan agar bersikap ikhlas kepada-Nya dalam beribadah, baik tatkala sendirian maupun terang-terangan. Padahal telah tunduk kepada Allah dan menuruti hokum-hukum Nya semua penduduk langit dan bumi. Mereka rela, taat dan pasrah terhadap yang dikehendaki oleh kodratnya.
Agama yang benar adalah menyerahkan diri dan ikhlas kepada Allah. Semua nabi bersikap loyal, dan mereka telah mengambil perjanjian tentang itu kepada masing-masing umatnya. Tetapi umatnya merusak perjanjian tersebut ketika datang sang nabi yang bermaksud membimbingnya mereka tidak mempercayai nabi SAW.
Allah mengingkari orang yang mencari agama selain agama Allah, Dia menurunkan kitab-kitab dan mengutus para Rasul-Nya. Agama berarti penghambaan kepada Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Zat yang kepada-Nyalah segala apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri
وَإِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
Dan hanya kepada Allah tempat kembali orang yang mengambil agama selain Islam, yakni orang-orang Yahudi, Nasrani, dan lain-lainnya. Ketika itu, mereka akan mendapatkan balasan atas kejelekan mereka, meninggalkan agama yang haq.
Sesungguhnya Semua Agama adalah Islam
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS. Ali Imran: 19)
إنّ الدّ ين عند الله الإسلام
Sesungguhnya, semua agama dan syari’at yang didatangkan oleh para Nabi, ruh atau intinya adalah Islam (menyerahkan diri), tunduk dan menurut. Meskipun dalam beberapa kewajiban dan bentuk amal agak berbeda, hal ini pulalah yang selalu diwasiatkan oleh para Nabi. Orang muslim hakiki adalah orang yang bersih dari kotoran syirik, berlaku ikhlas dalam amalnya dan disertai keimanan, tanpa memandang dari agama mana dan dalam zaman apa ia berada.
Islam merupakan panutan para Rasul dan mereka diutus Allah dengan membawa Islam hingga Allah mengakhiri Rasul dengan Muhammad saw. Bagi siapa yang memilih agama selain Islam setelah diutusnya Muhammad, kemudian ia meninggal dengan membawa agama yang tidak sesuai dengan syari’at Muhammad maka ia tidak akan diterima di sisi Allah.
Sesuai dengan firman Allah, “tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka,” yakni bagian yang satu mendengki yang lain, lalu mereka berselisih ihwal kebenaran lantaran mereka saling mendengki dan membenci. Hal ini mendorong mereka untuk menyalahi pihak lain dalam segala ucapan dan perbuatan, meskipun yang disalahi itu benar. Kemudian Allah berfirman,” Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya,” dalam membalas dan menghisab guna mendustakan dan menghukum disebabkan perbuatan ingkar.

Alasan Disyari’atkannya Agama

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85)
Maksudnya adalah barang siapa yang menempuh jalan yang tidak sesuai dengan syari’at yang disyari’atkan oleh Allah , maka tidak akan diterima daripadanya.
Sesungguhnya agama itu bila tidak mengantarkan pemeluknya pada ketaatan dan menurut kepada Allah SWT, maka agama itu hanyalah gambaran dari tradisi yang tidak berarti. Bahkan, bisa menambah rusaknya jiwa dan menambah gelapnya hati. Kala itu, agama bisa menjadi sumber pertikaian dan permusuhan antara umat manusia di dunia, dan merupakan sumber kerugian di akhirat kelak, dengan terhalangnya orang yang bersangkutan dari mereguk kenikmatan yang abadi dan mendapat siksaan pedih.
Sebab ia telah menyia-nyiakan fitrah yang diberikan padanya. Yakni, fitrah sehat yang mengarah kepada tauhid dan menurut kepada Allah SWT.
Disyari’atkannya Din itu karena dua hal:
  1. untuk membersihkan ruhani dan membebaskan akal dari berbagai kotoran akidah, yang menganggap hal-hal gaib itu berkuasa atas diri makhluk sehingga dengan kekuatan gaib itu, seseorang bisa mengatur makhluk hidup yang sekehendaknya yang bertujuan agar orang tunduk dan menyembah siapa saja yang dianggap semisal.
  2. Meluruskan hati dengan cara memperbaiki amal dan ikhlas dalam berniat baik karena Allah atau untuk menolong sesama.

KESIMPULAN
Agama dalam bahasa arab disebut dengan Ad din. Kata Ad-din dalam Al-qur’an dipergunakan sebagai istilah yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, antara lain agama sebagai Undang-undang, tata cara hidup, pertanggungjawaban, pembalasan, dan atau sebagai penyerahan diri sepenuhnya yang disertai ketaatan dan kesetiaan atau keikhlasan kepada Tuhan
Agama yang benar adalah menyerahkan diri dan ikhlas kepada Allah. Semua nabi bersikap loyal, dan mereka telah mengambil perjanjian tentang itu kepada masing-masing umatnya. Tetapi umatnya merusak perjanjian tersebut ketika datang sang nabi yang bermaksud membimbingnya mereka tidak mempercayai nabi SAW
Sesungguhnya, semua agama dan syari’at yang didatangkan oleh para Nabi, ruh atau intinya adalah Islam (menyerahkan diri), tunduk dan menurut. Meskipun dalam beberapa kewajiban dan bentuk amal agak berbeda, hal ini pulalah yang selalu diwasiatkan oleh para Nabi.
Disyari’atkannya Din itu karena dua hal:
  1. Untuk membersihkan ruhani dan membebaskan akal dari berbagai kotoran akidah
  2. Meluruskan hati dengan cara memperbaiki amal dan ikhlas dalam berniat baik karena Allah atau untuk menolong sesama.

DAFTAR PUSTAKA
Choiruddin Hadhiri SP, Klasifikasi Kandungan Al-qur’an jilid 2, Jakarta : Gema Insani, 2005.
Ahmad Mustafa Al-Maraghy, Tafsir Al Maraghi jilid 3, terj. Bahrun Abu Bakar, Semarang: Toha Putra, 1986.
Nasib Muhammad Ar-Rifa’i, Ibnu Katsir jilid 1, terj. Drs. Syihabuddin, Jakarta: Gema Insani, 1999.
Share:

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.